Dangerous Goods Panel: the Twentieth Meeting
PANEL Barang Berbahaya, Pertemuan ke-20 di MONTREAL, 24 OKTOBER-4 NOPEMBER 2005
Tempat: Ruang Rapat DG Panel Lantai 1 ICAO HQ
Peserta: Semua Anggota DG Panel, Advisers dan Observers
Latar BelakangPertemuan ini merupakan kegiatan berkelanjutan yang diikuti oleh semua anggota panel DG yang berjumlah 17 orang yang berasal dari wakil 15 Negara dan 2 organisasi international yaitu IATA dan IFALPA. Selain anggota panel DGP ke 20 ini juga diikuti oleh advisers dan pengamat sehingga total peserta mencapai 89 orang. DGP ke-20 ini merupakan kelanjutan DGP ke-19 yang telah diadakan di Montreal pada tanggal 27 Oktober -7 November 2003 lalu. Topik yang dibahas antara lain hasil temuan para ahli dari Packing Group I/II/III. Peserta Panel tersebut berasal dari Ministry of Transport, Airport Authority, Airlines serta perseorangan, menyampaikan tanggapan melalui beberapa Kertas Kerja dan Information Paper. Jumlah Kertas Kerja yang dibahas dalam 10 hari pertemuan tersebut adalah sebanyak 90 (sembilan puluh). Organisasi internasional yang hadir dalam pertemuan ini adalah antara lain dari IATA, IFALPA, IEA, US Fuel Cell Council (USFCC), Japan Electrical Manufacturers Association (JEMA), International Electrotechnical Commission (IEC) Task for Reformed Methanol Fuel Cell Safety, International Transportation Regulators and Advisors, dan Dangerous Goods Advisory Diharapkan dari hasil pertemuan Panel ini akan menyempurnakan Annex 18 dan Technical Instruction (Doc 9284) dan Doc 9481 (Emergency Response Guidance for Aircraft Incidents involving Dangerous Goods ) berdasarkan hasil pembahasan dari para ahli di bidang Dangerous Goods khususnya yang melalui moda transportasi udara penumpang maupun kargo. Meningkatnya penggunaan bahan kimia yang termasuk kategori DGs (Dangerous goods) dalam perangkat elektronik seperti battery dan lithium serta fuel cell oleh perusahaan elektronik, menjadikan pengangkutan melalui udara baik oleh penumpang maupun dalam penerbangan kargo memerlukan redefinisi. Hal ini merupakan salah satu temuan yang menjadikan pokok bahasan dalam DGP ke 20 ini menjadi sangat penting.
Rangkuman Isi:
Pembahasan menyangkut 5 topik agenda yang terdiri sebagai berikut:- Development of proposals, for amendments to Annex 18 - The Safe Transport of Dangerous Goods by Air;
- Development of recommendations for amendments to the Technical Instructions for the Safe Transport of Dangerous Goods by Air (Doc 9284) for incorporation in the 2007-2008 Edition;
- Development of recommendation for amendments to the Supplement to the Technical Instructions for the Safe Transport of Dangerous Goods by Air (Doc 9284) for incorporation in the 2007-2008 Edition;
- Amendments to Emergency Response Guidance for Aircraft Incidents involving Dangerous Goods (Doc 9481); dan
- Resolution, where possible, of the non-recurrent work items identified by the Commissions of the panel:
- Principles governing the transport of dangerous goods on cargo only aircraft;
- Reformatting of the packing instructions; dan
- Review of provisions for dangerous goods carried by passengers and crew.
Penutup :
Kesempatan mengikuti DGP ke-20 ini merupakan hal yang sangat berharga terutama bagi badan/instansi yang terlibat langsung dan bertanggungjawab terhadap keamanan penerbangan terutama dalam penanganan barang-barang berbahaya. Keselamatan penerbangan sangat memperhatikan perkembangan barang-barang berbahaya ini mengingat banyak faktor yang akan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Beberapa kejadian yang dapat dijadikan pengalaman berharga adalah pada saat Dangerous Goods Advisory Circular memberitakan adanya ledakan (explosive) di Bandara Hong Kong tepatnya yang terjadi di kabin pesawat terbang pada tahun 2003. Kejadian ini justru terjadi pada saat airlines yang bersangkutan sudah menjalankan prosedur pengangkutan dengan ketentuan yang memang sudah memenuhi peraturan yang berlaku. Kejadian lainnya, disampaikan oleh anggota panel dari UK yaitu pada saat terjadinya ledakan dari barang berbahaya ketika sedang diangkut oleh angkutan darat (sebagai bagian dari inter moda) diluar bandara selepas diangkut oleh penerbangan jarak pendek. Barang berbahaya lainnya yang juga dibahas adalah sesuatu bahan atau zat yang bersifat menular (infectious substances) yang juga dapat mengakibatkan mewabahnya suatu penyakit. Kejadian lain terjadi pada April 2004 ketika sebuah pesawat jenis Fokker-27 Friendship dalam melakukan penerbangan kargo dari Buenos Aires menuju sebuah bandar udara di Brazil yang sedang mengangkut bahan berbahaya tertentu. Sejumlah sampel minyak, tanaman, dan beberapa hewan yang diangkut, mengalami kontak dengan bahan kimia eksotermik yang sedang bereaksi karena suhu yang meningkat dan goncangan di kompartemen kargo pesawat tersebut . Kejadian tersebut diawali dari tumpahan bahan kimia dari kontainer yang tidak standar untuk tekanan udara dipesawat yang berbeda, yang memiliki kapasitas yang kecil untuk pemuaian. Kontainer tersebut diisi pula dengan bahan lain yang tidak sesuai dengan aturan pengiriman kargo melalui udara. Pernyataan yang tidak sebenarnya dalam pengisian formulir produk yang dikirim dari bandar udara asal, juga telah memberikan kontribusi terhadap kejadian tersebut. Akibat kerjadian tersebut telah terjadi ledakan sehingga pesawat melakukan pendaratan darurat (emergency landing ). Berikut ini, sekilas kami informasikan proses terjadinya pendaratan darurat tersebut: Pesawat nahas tersebut (ill-fated aircraft) sedang melaksanakan penerbangan kargo dari Buenos Aires (EZE) menuju Sao Paulo-Viracopos (VCP) melalui Porto Alegre (POA) Brazil. Pada saat en-route di ketinggian 17,000 kaki (Fl170), muncul asap yang berasal dari kompartemen kargo. Salah seorang awak pesawat berusaha untuk memadamkan api di kompartemen kargo tersebut, namun gagal. Pesawat kemudian menyatakan keadaan darurat kepada ACC Montevideo dan meminta ijin untuk melakukan pendaratan darurat. Pada saat kejadian tersebut berlangsung, hanya bandar udara Melo (MLZ) Uruguay, yang merupakan bandara yang paling dekat dengan lokasi kejadian. Walaupun sudah diluar jam operasi, setelah melalui koordinasi antara petugas ACC Montevideo dengan petugas di bandara Melo, akhirnya bandara tersebut dapat dibuka kembali hanya untuk pendaratan darurat tersebut. Pendaratan di Melo dapat dilakukan dengan selamat dan ketiga awak pesawat dapat keluar dengan selamat melalui pintu dibagian kokpit. Petugas pemadam kebakaran bandar udara (Aircraft Rescue Fire Fighting Facility/ARFF) tiba 10 menit kemudian dan berhasil memadamkan api di kompartemen kargo E dan F. Home